6 Cara Bijak Menjelaskan Pemberitaan Negatif

Beberapa saat yang lalu pasti semua pernah mendengar, membaca berita tentang pengeboman di salah satu hotel di Jakarta. Penggeboman di Sarinah tersebut telah masuk layar kaca dan menjadi top di pemberitaan.

Hampir semua stasiun televisi berlomba-lomba menampilkan update terbaru mengenai pengeboman tersebut. Tak heran jika si kecil bertanya kepada orang dewasa mengenai hal-hal yang tidak dimengertinya.

Misalnya saja, buah hati bertanya,
"Teroris itu apa Ma?" , "Kalau teror itu apa, Ma?", dan sebagainya.

Nah, lalu apa sebaiknya orangtua bersikap tentang hal negatif ini?

Namanya anak-anak, pastinya tak bisa terhindarkan dari ekspos gambar-gambar korban yang cukup mengerikan, baik melalui televisi,media cetak maupun internet.


Nah, yang bisa dilakukan orangtua adalah mencegah kemungkinan dampak berkepanjangan pada anak. Memberikan informasi yang tepat, jelas dan bisa dipahami oleh anak sangatlah penting. Namun, tetap dalam batas pola pemikiran anak, tanpa harus berbohong.

Untuk menjelaskan peristiwa traumatik kepada anak-anak, langkah awal adalah dengan mengajukan pertanyaan atau yang sering disebut dengan one level down yang artinya menempatkan anak jadi narasumber.





Tanyakan apa yang anak ketahui tentang peristiwa tersebut, sejauh mana pemahamannya, dan dari mana ia mendapatkan informasi tersebut. Nah dari informasi tersebut, bisa dijadikan tolak ukur orangtua dalam menjelaskan kepada si kecil. Dan tentunya disesuaikan dengan usia dan informasi yang didapat si kecil.

6 Cara Bijak Menjelaskan Pemberitaan Negatif


Berikut ini cara bijak menjelaskan pemberitaan negatif kepada Anak.

1. Ajukan pertanyaan.

Anak dijadikan nara sumber.

2. Batasi dari paparan kekerasan lebih lanjut.

Ini baik di media televisi, cetak dan sebagainya.


3. Ceritakan dengan sederhana apa yang terjadi.

Tak perlu menjelaskan secara rumit kepada anak.

4. Dengarkan pendapat anak.

Jangan membantah pendapatnya.

5. Ekstra kasih sayang.

Ini terutama anak yang mengalami langsung.

6. Fokus pada aktivitas dan rutinitas anak.

Setelah mengalami situasi yang sulit, sebaiknya orantua segera mengembalikan rutinitas dan aktivitasnya. Misalnya tetap sekolah, bermain, les, dan sebagainya. Rutinitas memiliki efek luar biasa pada anak, jadi secara tidak langsung mampu mengembangkan harapan akan hari esok.

Related Posts:

0 Response to "6 Cara Bijak Menjelaskan Pemberitaan Negatif"

Posting Komentar

Label